===

SLAMET

Saya mau cerita tentang salah satu teman saya yang berinisial Slamet. Sebut saja Slamet, anggap sebagai nama samaran dari nama aslinya. Setelah saya tumbang selama dua hari, dan ketika ini saya ketik, masih tersisa dehem-dehem batuk yang terasa gatal di tenggorokan. Saya merasakan betapa rapuhnya saya saat ini. Beda dengan saya ketika masih aktif di berbagai organisasi SMA maupun kuliah. Saya belum tua, sih. Baru usia kepala dua, tapi kok sudah serapuh ini? Jangan-jangan karena gak pernah olah raga? Hehehehe.

Kembali ke topik utama teman saya yang bernama Slamet ini. Slamet ini adalah seorang laki-laki umur sekitar dua tahun di bawah saya, postur tubuhnya tinggi, ramping, dan berkulit sawo yang terlalu matang (Hahahaha), lebih matang dia dari pada saya dalam urusan warna kulit. Saya kenal si Slamet ini sekitar awal tahun 2018, mulai saya mengabdi menjadi pendidik di yayasan pesantren Al Istiqomah. Awal mula saya ketemu Slamet, saya kira orangnya galak, lah ternyata humble dan friendly.
Share on:

HOBI


Assalamualaikum Wa rahmatullah Wa Barakatuh…

Waktu saya masih kecil dulu sampai setua ini, ketika ada sebuah formulir yang harus mengisikan hobi apa yang dimiliki, hampir 99,999999999999999% saya isi dengan “membaca”. Awalnya sih bukan karena suka baca, karena bingung harus diisi apa, jadi tulis sekenanya dan yang ketika itu ada di pikiran.

Entah itu kutukan atau sebagai doa yang dikabulkan, akhirnya sejak SMA, saya jadi beneran suka membaca. Mulai dari membaca buku fiksi sekelas cerpen, sampai novel berat. Saya juga suka membaca buku yang genre non fiksi seperti sejarah, dan buku pengetahuan umum. Namun, ada buku yang paling saya sukai, yaitu adalah segala buku yang membahas tentang budaya Jawa dan seluruh hal-hal kecilnya. Mulai dari wayang, bahasa krama, ngoko, hingga permainan dan primbon tentang adat Jawa.
Share on:

HARI GURU NASIONAL (HGN)



Asslamualaikum Warahmatullahi wabarakahtukh.....

Selamat hari guru untuk semua pendidik yang ada di seluruh dunia dan akhirat. Hari Guru Nasional diperingati bersamaan dengan hari lahirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Alhamdulillah, atas berkah Allah saya saat ini juga menyandang amanah untuk mendidik anak-anak di Indonesia (ya, walaupun tidak di seluruh Indonesia. di bagian wilayah kecil di Indonesia).

Mendidik bukanlah hal yang mudah, ternyata. Banyak sekali hambatan dalam hal mendidik, mulai dari sarana dan prasarana yang terbatas, bahan ajar yang masih kurang, sampai pada karakteristik anak didik yang beraneka ragam. untuk sarana dan prasarana, masih bisa diatasi dengan mudah menurut saya. untuk keberagaman karakteristik anak inilah yang sedikit membuat kewalahan jika belum menemukan pola yang tepat untuk mendidik. beberapa waktu yang lalu, tersiar kabar bahwa di salah satu tempat di Indonesia, di Kaliwungu Kendal, salah seorang pendidik yang sudah senior dan sepuh dikerjai oleh beberapa anak didiknya. Astaghfirullah, adab mereka terhadap guru sangat rendah sekali. tidak hanya kasus itu saja, masih banyak lagi yang menimpa pendidik lain hal-hal tersebut. Wahai pendidik, di hari guru ini semoga engkau mendapat penghargaan terbaik dari anak didikmu, bukan perlakuan tak senonoh yang ditujukan padamu.

Memeringati hari guru ini, saya ingin mengenang kembali peristiwa ketika saya belajar dulu. tapi mayoritas ingatan saya berada di SMA. Yah, katanya sih, masa paling indah adalah masa di SMA, dan betullah itu. Karena sebelum mnejadi Mahardika yang sekarang ini, waktu SD dan SMP saya sangat berbeda, gak bakal menyangka kalau SD dan SMP saya ternyata seperti itu. wehehehehe.
  • Bapak Mijo, nama beliau memang singkat, hanya "MIJO". iya, hanya itu saja. Tapi jangan salah, dengan nama yang singkat itu, beliau mengukir banyak prestasi yang tidak singkat. Mengantarkan putera dan puteri didiknya hingga tingkat Internasional. Kalau tingkat Nasional sih udah terlalu biasa buat beliau. Beliau yang mengajarkan displin, rasa hormat pada sesama, taste bercanda yang "cerdas", dan beliau juga yang menyematkan nama "Mahendra" di tengah-tengah nama saya, menjadi Mahardika Dwi "Mahendra" Setyawan. Nama ini didapat ketika study tour ke Bali, pulau Dewata. malam hari itu beliau mengetuk kamar kami, dan memanggil nama "Mahendra", padahal dalam satu bus kami, tidak ada yang bernama "Mahendra". apakah beliau mengigau? Hahahaha.
  • Ibu Sami Astuti, Beliau diapanggil dengan sebutan "Bu Sam", singkat, padat, dan jelas. Kenangan paling membekas dari beliau salah satunya adalah saya harus remidi sampai lima kali untuk materi peluang. sampai teman-teman harus remidi di rumah beliau. Saya akui, saya sangat lemah dalam materi peluang tersebut. Bu Sam, beliau adalah guru yang disiplin dan tegas, saya sangat menyukai cara mendidik beliau. Jika iya, maka iya. Jika tidak, maka tidak. Tidak boleh abu-abu atau ragu. Dari beliaulah saya belajar tentang "memegang omongan", seorang laik-laki harus dipegang dari omongannya. janji harus ditepati.
  • Bapak Imam, Beliau adalah guru yang saya idola. Jangan salah, kalau berharap beliau itu saya idolakan karena hal-hal keren seperti di cerita motivasi. Saya mengidolakan beliau adalah karena ketegasannya dalam mendidik. dalam ulangan, jika ada yang menengok sebentar saja, "SOBEK", dan mendapat nilai NOL. Beliau terkenal sebagai guru yang galak, tapi menurutsaya tidak. Beliau adalah guru yang sabar dan murah senyum sebebnarnya, apalagi kalau sedang merokok. Suka sekali memberi wejangan yang bermanfaat. Menurut saya, beliau adalah sosok yang sangat teladan, berbicara ketika hanya menurut saya yang bermanfaat, beliau jarang berbicara yang tidak bermanfaat. beliau juga yang mengantarkan KIR SMAN 5 Madiun ke kancah internasional hingga undangan ke Turki. bayangkan pemirsaaaaah, ke Turki.
  • Ibu Suharlinah, beliau juga guru fisika favorit. Beliau yang menjadi inspirasi saya menjadi seorang pendidik. Sejak kuliah awal, saya sudah diajak beliau untuk mengembangkan ilmu saya di dunia pendidikan lewat bimbingan belajar yang beliau rintis dari nol. beliau juga yang memilih saya untuk beberapa kali mengikuti olimpiade fisika dan olimpiade astronomi, dan Alhamdulillah, mendapat juara di hati beliau. alias tidak menang olimpiade. Hehehehe. Karena beliau pula saya menyukai dunia fisika. manfaat fisika sangat  banyak di dunia ini, mulai dari hal-hal sepele pasti juga ada fisikanya.
  • Ibu Nanik dan Bapak Ahmad, Beliau berdua adalah duo guru agama paling ngehits di jamannya. Bapak Ahmad bagaikan gugelnya agama waktu itu. ditanya apapun, beliau pasti menjawab, walau kadang jawaban beliau penuh dengan candaan, tapi jawaban beliau membuat kami "mikir" dan merasa "kenyang". Ibu Nanik, beliau guru agama yang cantik, anggun, jelita, perfek. hehehehe. kalau silaturahim Idul Fitri, pasti dibelikan bakso. saat ini beliau sudah menyandang gelar Doktor. cara pengajaran beliau pun waktu di SMA sangat mudah dipahami.
  • Bapak Pujo Pribadi, Beliau adalah guru yang mengampu ekstrakulikuler TEATER STANZA. Ah, saya jadi rindu masa-masa teater. berkat beliau, teater menjadi menyenangkan, berkat beliau saya yang dulunya SMP sangat pemalu, mulai berani menunjukkan diri sebagai siapa Mahardika. Bimbingan karakter yang diberikan beliau sampai saat ini masih saya ingat. hingga sekarang pun, karakter "BIMA" masih saya pegang. beranimenghadapi apapun jika itu benar, meminta maaf jika memang bersalah, dan menghormati semua guru yang membimbing saya.


Sebenarnya masih banyak lagi guru-guru yang berjasa atas terbentuknya Mahardika yang sekarang ini. namun, jika dituliskan, akan menghabiskan waktu lebih dari beberapa hari. Bagi saya, semua adalah seorang guru. Guru yang terakhir adalah guru kehidupan. Saya pernah tersentak oleh batin saya sendiri waktu itu adalah ketika masih kuliah entah semester berapa. Saat itu shalat Jumat, dan saya duduk di samping tetangga saya yang pekerjaannya sebagai pengemudi becak. Ketika saya sedang mendengarkan ceramah, lewat kotak amal di depan saya, dan langsung saya teruskan pada beliauyang di samping saya. sekilas saya lihat bahwa beliau memasukkan sejumlah uang dalam kotak amal yang ada di depannya. Sontak saya kaget dan merenungi diri pribadi. beliau yang serba kekurangan, masih mau memasukkan dalam kotak amal, saya yang saat itu masih memiliki keahlian yang lebih, malah memasukkan ke kotak amal jarang-jarang.

Sejak saat itulah, saya merasa sangat malu pada saya sendiri. betapa hina saya daripada beliau semua yang ada di situ. seorang mahar yang mampu beli buku-buku tebal setiap bulannya, mampu beli pulsa setiap butuh, mampu beli jajan sesuka hati, tapi tidak mampu memasukkan uang dalam sebuah kotak. Mari kita introspeksi diri pada kita sendiri. apa yang kurang dari kita, untuk memperbaiki kehidupan, dan akhlak kita di masa mendatang. sesuasi dengan petuah dosen saya yang jelita, Ibu Tantri Mayasari."LEBIH SULIT INTROSPEKSI KE DALAM, DARIPADA INTROSPEKSI KELUAR". Introspeksi kedalam adalah menakar kekurangan diri pribadi, Introspeksi keluar adalah menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita.
Share on:

KALIAN KEMANA?

Ini adalah cerita fiksi yang saya buat ketika bosan melanda. Karena ini adalah cerita fiksi, jika ada kesamaan nama, tempat, dan waktu kejadian tolong dimaklumi. Cerita fiksi ini berjudul "Kalian kemana?".


Di sebuah rumah sakit besar yang berada di tengah jantung kota Solo salah satu pasien dengan rambut cepak dan badannya yang gendut sedang makan sosis Solo. Ada suatu hal dalam benaknya, mengapa diberi nama sosis Solo? Padahal rasa dan bentuknya mirip lumpia. Namun, dia tetap menikmati sosis yang dianggapnya lumpia itu.

Di samping bocah laki-laki yang sedang makan sosis Solo tadi, terdapat ibu-ibu yang umurnya mungkin sudah lebih dari 70 tahun. Sedang tiduran di kasur, dengan jarum infus di tangan kirinya, dan mengenakan penutup kepala berwarna kuning. Ada hal menarik dari ibu ini, beliau adalah seorang purna tugas sebagai kepala sekolah di Wonogiri, entah sudah berapa tahun beliau pensiun. Dari keriput yang ada di wajahnya, dan lemahnya tubuh beliau, pasti sudah lebih dari 10 tahun beliau pensiun. Beliau memiliki tujuh orang anak, dan alhamdulillah bekerja di tempat yang strategis. Kenapa bisa dibilang strategis? Karena semuanya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).

Ada yang aneh dari ibu ini, ibu ini punya sopir dan punya pembantu yang menunggu di sampingnya. Lalu, apanya yang aneh? Dari ketujuh anak ibu tersebut tidak ada yang menjenguk. Menjenguk? Kok menjenguk ibunya, telepon sekalipun tidak pernah terdengar. Hanya pembantunya yang setia di samping beliau.

Hal ini dirasa aneh karena kemana semua anak yang telah dibesarkan oleh beliau? Bekerja? Saya yakin bahwa uang bisa membayar siapapun untuk mengurus beliau, mengantar beliau, menemani beliau. Tapi, yakinkah jika uang itu bisa menggantikan rasa yang diberikan anak terhadap orang tuanya? Mereka bertujuh, anak beliau pasti punya alasan masing-masing yang kuat sehingga tidak bisa menemani orang tuanya.

Saya hanya berharap dan berdoa, semoga saya mampu setiap waktu menemani orang tua saya di setiap waktunya. Aamiin. Lalu bagaimana dengan bocah gendut tadi? Ya nggak gimana-gimana. Doakan saja bocah gendut berambut coklat tadi selalu sehat.


Sumber gambar: http://www.lpminstitut.com/2016/04/menemani-ibu-di-rumah-sakit.html
Share on:

NGOBROL INDONESIA

Beberapa hari yang lalu, saya menemukan grup di sebuah aplikasi chatting. Tidak perlu saya sebut nama aplikasi itu telegram, ya. Nanti dikira saya promosi.

Grup tersebut bernama Ngobrol Indonesia. Memang, grup tersebut diberi nama Ngobrol Indonesia karena banyak sekali yang anggotanya berasal dari penjuru Indonesia. Salah satu peraturannya pun juga menggunakan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.


Di atas adalah logo dari grup Ngobrol Indonesia. Sederhana, memang. Tidak seperti grup lainnya yang menggunakan desain tingkat tinggi. Tapi jangan salah, member grup sangat war byazaaah. Ada beberapa member yang saya ingat, Mas Erick, beliau adalah salah satu admin yang sering ngasih tema untuk dibicarakan. Ada Mbak Havva, admin juga yang sering nongol di chat. Ada Mas Vareen yang suka ngocol dengan sticker dan gambarnya. Ada mas Andreas, ada Den Ngalam, ada Mbak Sri, ada juga neng Bella, neng Bella ini satu-satunya member yang sering ganti nama. Mulai dari tiang listrik benjol, kukkuruyuk, terus masih banyak lagi sampai lupa.

Saya sangat suka dengan grup ini, karena ketika saya masuk untuk pertama kali, sambutan anggota grup sangat hangat. Ada beberapa grup yang saya ikuti, saya dicuekin. Hehehe. Algamdulillah, mereka sangat baik. Yuk, join di grup Ngobrol Indonesia. 
Share on:

KAPAN TERAKHIR PACARAN?

Sebenarnya sangat tidak penting untuk dibahas, sih. Namun ide postingan ini muncul ketika kemarin sebelum adzan maghrib berkumandang seseorang menyeletuk,
“Mas, entuk salam saka Mbak Riyanti.” (arti: Mas dapat salam dari kak (perempuan) Riyanti)
Riyanti bukanlah nama sebenarnya, nama Riyanti adalah inisial dari nama asli orang yang mengirim salam padaku.
------------------------------------------------------^^^%%%^^^------------------------------------------------------
Share on: