===

SLAMET

Saya mau cerita tentang salah satu teman saya yang berinisial Slamet. Sebut saja Slamet, anggap sebagai nama samaran dari nama aslinya. Setelah saya tumbang selama dua hari, dan ketika ini saya ketik, masih tersisa dehem-dehem batuk yang terasa gatal di tenggorokan. Saya merasakan betapa rapuhnya saya saat ini. Beda dengan saya ketika masih aktif di berbagai organisasi SMA maupun kuliah. Saya belum tua, sih. Baru usia kepala dua, tapi kok sudah serapuh ini? Jangan-jangan karena gak pernah olah raga? Hehehehe.

Kembali ke topik utama teman saya yang bernama Slamet ini. Slamet ini adalah seorang laki-laki umur sekitar dua tahun di bawah saya, postur tubuhnya tinggi, ramping, dan berkulit sawo yang terlalu matang (Hahahaha), lebih matang dia dari pada saya dalam urusan warna kulit. Saya kenal si Slamet ini sekitar awal tahun 2018, mulai saya mengabdi menjadi pendidik di yayasan pesantren Al Istiqomah. Awal mula saya ketemu Slamet, saya kira orangnya galak, lah ternyata humble dan friendly.


Kenapa saya mau cerita tentang Slamet yang tidak pernah diketahui siapa sosoknya ini? Kenapa tidak cerita tentang kepala madrasah, ketua yayasan, atau staff yang lain? Saya takutnya kalau ada informasi yang salah tentang beliau-beliau semua, nanti saya jadi gak enak. Kalau sama si Slamet ini, hwehehehehe. You knowlahhhh. Oke, kenapa saya mau cerita tentang Slamet, karena menurut saya, Slamet adalah salah satu orang hebat di madrasah. Ingat, salah satunya saja, jadi di madrasah masih banyak orang hebat dan slamet ini adalah salah satunya.

Sebelum saya tumbang selama dua hari, tepatnya pada hari Senin, 11 Februari 2019 saya tiba pagi hari melihat dia (Slamet) membersihkan lantai di kantor TU. Pakai serbet, dilap di lantai, lalu diperas dalam ember besar. Menurut hemat saya supaya air yang ada di lantai segera kering. Usut punya usut, ternyata ada pipa paralon yang pecah di bagian kamar mandi yang membuat lantai di ruang TU basah kuyup tergenang air mata kenangan. #eeehhhh?
Jam segitu paginya (saya datang sekitar jam 06.18) sudah bersihkan lantai, belum ngepelnya, belum nyapu, belum menata kantin. Di lain waktu, ketika akan ada simulasi UNBK ataupun UAMBN, salah satu penyokong kegiatan juga si Slamet ini, siapa coba yang bakalan menata meja untuk simulasi kalau bukan Slamet? Beberapa waktu yang lalu angkat-angkat bunga yang baru datang dari toko bunga, pas hujan. Pasang banner visi dan misi, pasang banner milad, menyiapkan ruang try out, menyiapkan ruang rapat pertemuan kepala madrasah se-kabupaten, itu baru mempersiapkan, belum ketika mengembalikan. Masih banyak lagi yang diperbuat si Slamet ini untuk kebaikan madrasah yang telah mendidiknya.

Saya bilang hebat di sini adalah dengan job desc sebanyak itu, dia bisa mengatasinya, tanpa mengeluh berkepanjangan, tanpa embel-embel lainnya. Sedangkan saya, yang job desc cuman ngurusi perpustakaan dan mengajar, belum apa-apa sudah tumbang. Yaelah, terlalu lemah saya ini. Semoga semangatnya Slamet ini bisa menular pada teman-teman yang lain, sehingga bisa semakin memajukan kualitas madrasah dimana kita semua mengabdi.

Kang Met, semoga yang kamu perbuat untuk madrasah dan yayasan pesantren menjadikanmu pribadi yang kuat, pribadi yang hangat, pribadi yang bermartabat, dan menjadi amal jariyahmu yang nantinya pasti kamu panen dengan cara yang indah.


NB: ketika tulisan ini saya tulis, SLAMET masih single. Entah kalau besok. Hehehe.
Share on:

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan tanggapan anda melalui kotak komentar di bawah ini